Godaan junk food memang sangat sulit ditolak. Milk Lovers pasti pernah mencicipi berbagai makanan di restoran yang menyediakan menu tersebut. Bukan hanya lezat, junk food dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau dan memberikan efek candu yang membuat Milk Lovers ingin kembali menyantapnya. Padahal, sudah ada banyak peringatan yang mengatakan bahwa konsumsi junk food akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan.
Mirisnya, junk food sampai sekarang masih mendapatkan tempat di hati masyarakat, tak terkecuali kaum remaja. Apalagi sekarang restoran yang menyediakan makanan tersebut merancang tempatnya menjadi menarik dan bisa ditongkrongi selama berjam-jam. Para remaja pun akan terus memesan junk food untuk mengisi waktu mereka di sana. Jika tidak segera dibatasi, komposisi berbahaya dalam junk food yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama akan mengganggu organ-organ vital dalam tubuh.
Junk Food dan Risiko Batu Empedu
Salah satu komponen berbahaya dalam junk food adalah lemak jenuh yang sangat tinggi. Tubuh yang terpapar lemak tak jenuh terlalu lama akan menunjukkan gejala-gejala dari penyakit tertentu. Termasuk meningkatnya risiko batu empedu. Dampak tersebut bukan perkiraan semata dan sudah dibuktikan oleh kasus-kasus yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir.
Percaya atau tidak, selama satu dekade terakhir, catatan mengenai pengangkatan kandung empedu sudah naik sampai 54%. Persentase yang sangat tinggi tersebut sudah membuktikan separah apa efek junk food terhadap tubuh. para ahli kesehatan menyatakan bahwa pasien batu empedu pun semakin muda dan pemicu utamanya diyakini berasal dari konsumsi junk food sejak dini, Milk Lovers.
Pada tahun 2015, setidaknya ada 74.907 kasus operasi batu empedu yang dilakukan di Inggis. Sekitar 8 ribu di antaranya merupakan pasien dengan usia 20-an dan 11 ribu lainnya adalah pasien di usia sekitar 30-an. Kemudian, para ahli pun menyebutkan bahwa konsumsi makanan yang kaya akan kandungan lemak tinggi mampu meningkatkan pertumbuhan batu empedu yang akan menimbulkan sensasi sakit pada pasien. Satu-satunya pengobatan paling efektif adalah lewat operasi pengangkatan batu empedu.
Meski tubuh Milk Lovers masih dapat berfungsi tanpa empedu, perlu diingat bahwa pengangkatan tadi tidak serta-merta tanpa efek samping. Sakit perut, diare, dan komplikasi adalah sebagian gangguan yang akan Milk Lovers rasakan kalau tidak menjaga kesehatan dengan baik setelah operasi. Dengan dampak negatif yang ditimbulkan junk food, para ahli kesehatan pun tak bosan menasehati para remaja untuk mengurangi atau bahkan meninggalkan konsumsi junk food sebelum empedu mereka bermasalah. Hal ini juga tak terlepas dari peranan orangtua yang harus senantiasa mengawasi makanan yang disantap anak-anak mereka.
Jadi bagaimana, Milk Lovers? Masih mau makan junk food dalam porsi banyak?