Masih banyak masyarakat Indonesia yang menganut sistem belum makan jika belum menyantap nasi. Padahal mereka sudah mengonsumsi banyak makanan, seperti singkong, roti atau kentang. Terkadang, ada juga orang Indonesia yang menggunakan kentang sebagai lauk nasi. Aneh kan?

Menurut Prof. Dr. Nuri Andarwulan, Direktur SEAFAST Center (Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Pangan & Pertanian Asia Tenggara), pemikiran tersebut memang sulit untuk dibuang. Pasalnya, pemikiran tersebut berasal dari pola asuh yang diwariskan secara turun temurun.

Lebih lanjut lagi, Dr. Nuri menyebut ada ragam sumber karbohidrat yang tersedia di Indonesia, dan bisa dijadikan sebagai alternatif nasi. Contoh yang paling dekat adalah talas, ubi, singkong, jagung, atau sagu yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia bagian Timur.

Contohnya sagu. Jumlah karbohidrat yang terkandung di dalam 100 gram sagu, setara dengan 87,55 gram karbohidrat. Sementara untuk 100 gram talas, kandungan karbohidratnya mencapai 26,46 gram dan dalam 100 gram nasi terkandung sekitar 27,9 gram karbohidrat.

Jumlah per porsi dari sumber karbohidrat tersebut bisa terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat harian. Dengan kata lain, kita bisa hidup nyaman dengan kebutuhan nutrisi yang terpenuhi, walaupun tanpa atau mengurangi konsumsi nasi.

Sayang, masih ada beberapa masalah lainnya terkait sumber karbohidrat, yakni akses mendapatkan ragam sumber makanan tersebut. Jika di perkampungan, singkong, ubi dan talas merupakan sumber makanan yang mudah didapat, kondisi ini jelas berbeda dengan daerah perkotaan.

Selain karena kurang populer, usia simpan bahan-bahan pangan tersebut tergolong sangat pendek. Hal inilah yang membuat masyarakat perkotaan cenderung sulit untuk mendapatkan sumber karbohidrat alternatif. Kecuali kentang dan jagung yang memang jadi salah satu komoditi utama pasar.

Jaga pola makan

Untuk mengatur pola konsumsi nasi, Dr. Nuri menyarankan Anda untuk mengonsumsi nasi putih di siang hari saja. Alasannya, nasi putih merupakan sumber karbohidrat sederhana, yang sangat mudah dicerna dan bisa digunakan sebagai sumber energi secara instan.

Jika dikonsumsi saat makan sarapan atau makan malam, dikhawatirkan karbohidrat tersebut tidak digunakan, dan akan menumpuk hingga akhirnya menjadi timbunan lemak. Jika sudah begini, risiko obesitas pun akan mengintai.

Sementara untuk sarapan dan makan malam, sebaiknya gunakan sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, jagung, dan lainnya. Selain itu, penuhi juga kebutuhan nutrisi harian, seperti sayuran sebagai sumber serat dan vitamin, daging, ikan dan lainnya sebagai sumber protein.