Selain keju, yoghurt merupakan salah satu produk olahan yang begitu populer di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Rasanya yang asam menyegarkan, akan membuat siapapun tergoda untuk menyicipinya kembali setelah pertama kali merasakan sensasi kesegarannya.

Selama ini, kita mengenal yoghurt sebagai produk olahan yang berasal dari bangsa Viking di Norwegia, ada pula yang menyebutkan pertama di temukan di Turki. Terlepas dari asal usul yoghurt yang masih simpang siur, Milk Lovers tahu tidak kalau Indonesia ternyata memiliki versi yoghurt sendiri?

Ya, dia adalah dadih atau dadiah dalam bahasa Minangkabau. Produk olahan fermentasi susu ini asli dari Indonesia, tepatnya dari Sumatra Barat. Berbeda dengan kebanyakan yoghurt yang dibuat dengan menggunakan bahan utama susu sapi, dadiah justru di buat dari susu kerbau. Teksturnya pun cukup berbeda dengan yoghurt pada umumnya. Jika yoghurt yang Milk Lovers kenal biasanya berupa susu cair, dadiah justru berbentuk padat. Mirip dadih susu.

Dalam proses pengolahannya sendiri, yoghurt-nya orang Minang ini diolah dari susu kerbau segar yang kemudian dibekukan dalam batang bambu yang sudah di potong-potong. Kebanyakan bambu yang digunakan untuk mengolah dadiah ini berukuran 15-30 cm.

Setelah menemukan bambu yang tepat, maka susu kerbau segar akan dimasukan ke dalam bambu tersebut, kemudian ditutup rapat dengan menggunakan daun pisang yang sudah dilayukan di atas api. Tidak ada kultur mikroba atau bahan lain di dalam proses ini. Mutlak hanya susu kerbau, Milk Lovers

Setelah siap, bambu yang berisi susu kerbau tersebut akan di simpan selama 2 malam. Setelah di buka, Milk Lovers akan menemukan yoghurt versi orang Minang dengan rasa yang lebih gurih, dan segar. Yang paling menarik, dadiah ternyata masih layak dikonsumsi walaupun sudah disimpan selama seminggu.

Menurut tradisi masyarakat minang, dahulu kala dadiah merupakan makanan favorit sebagai pengganti lauk, sebagai makanan sampingan atau camilan. Biasanya, dadiah sendiri akan disantap bersama dengan nasi dan campuran potongan cabe muda.

Kebiasaan masyarakat minang dalam mengonsumsi dadiah ini hampir sama dengan kebiasaan orang Persia yang mengonsumsi susu fermentasi dengan campuran bawang merah dan mentimun sebagai lauk pauk atau sebagai camilan.

Sangat menarik bukan? Bagaimana dengan Milk Lovers, pernah nggak mengonsumsi dadiah?