Sejumlah penelitian yang dilakukan di beberapa negara menyatakan bahwa alergi susu sapi dialami oleh 2% bayi pada tahun pertamanya. Sekitar 1% - 7% bayi mengalami alergi terhadap protein yang terkandung di dalam susu sapi. Bayi memiliki sistem imun yang masih rentan dan imatur. Biasanya alergi susu terjadi ketika sistem imun bayi beranggapan bahwa kandungan protein yang terdapat dalam susu sapi merupakan zat yang berbahaya. Sistem imun bayi akan melawan protein yang terkandung di dalam susu sapi. Jadi berbagai reaksi alergi berpotensi muncul.

Gejala pada anak yang mengalami alergi susu sapi tidak jauh berbeda dengan gejala alergi pada makanan. Gejala tersebut biasanya dapat menyerang saluran cerna, kulit, dan saluran napas. Reaksi akut atau reaksi jangka pendek yang umum terjadi adalah rasa gatal di kulit. Sementara itu reaksi kronis atau jangka panjang yang sering terjadi adalah dermatitis atau eksim kulit, asma, dan juga gangguan saluran cerna. Pada  bayi, terdapat 3 pola klinis respon alergi terhadap protein susu sapi, yakni sebagai berikut:

Reaksi Cepat

Pada respon ini, gejala akan terlihat dalam waktu 45 menit setelah anak mengkonsumsi susu sapi. Milk Lovers wajib waspada bila muncul bintik merah menyerupai campak atau gatal – gatal pada kulit bayi. Gejala lain dapat berupa gangguan sistem saluran napas misalnya napas berbunyi ‘ngik’, mata gatal, hidung gatal, bersin, dan mata merah.

Reaksi Sedang

Gejala ini muncul dengan rentang yang lebih lama yakni 45 menit sampai 20 jam setelah anak mengkonsumsi susu sapi. Biasanya gejala yang muncul adalah diare atau muntah.

Reaksi Lambat

Gejala ini akan mulai muncul lebih dari 20 jam setelah anak minum susu. Gejala yang ditunjukkan hampir sama dengan reaksi sedang dan reaksi cepat yakni sulit buang air besar, diare, dan dermatitis atau gangguan kulit.

Perlu diketahui bahwa bayi yang mengalami alergi terhadap susu sapi biasanya juga alergi terhadap makanan yang lain. Sebaiknya sebisa mungkin hindari makanan yang dapat menyebabkan alergi misalnya buah-buahan tertentu, telur, dan makanan yang mengandung bahan susu sapi, ikan laut, dan kacang – kacangan. Tetapi, bayi yang alergi susu sapi belum tentu mengalami alergi daging sapi.

Sebaiknya konsultasikan perkembangan kondisi anak pada dokter spesialis anak jika anak mengalami reaksi alergi. Biasanya alergi susu sapi akan berkurang seiring dengan usianya. Jadi kadang anak yang awalnya alergi susu sapi lama kelamaan tidak mengalami alergi lagi terhadap susu sapi.