Milk Lovers, sudah banyak penelitian yang membuktikan efek buruk terkait dengan bullying, baik untuk mereka yang berperan sebagai pelaku, atau mereka yang jadi korban bully. Lantas, apa saja sih dampak buruknya?

Dilansir dalam medicaldaily.com, sebuah penelitian yang dilakukan tim peneliti dari University of Turku Finlandia, menyebut jika anak-anak yang terkait dengan bullying, baik yang berperan sebagai pelaku atau mereka yang menjadi korban, berpeluang menderita masalah kejiwaan saat berusia 20an.

Dalam penelitian ini, mereka berhasil mengumpulkan data dari 5.000 anak-anak di Finlandia dengan usia rata-rata 8 tahun saat dilakukan penelitian awal. Setelah itu, mereka pun meneliti dan mengikuti perkembangan anak-anak tersebut hingga usianya mencapai angka 29 tahun.

Hasilnya, penelitian ini menemukan beberapa dari mereka terkait dengan bullying, dimana 3 persen masuk dalam kategori pengganggu atau pelaku bullying, 5 persen merupakan korban bullying dan 2 persen lainnya sebagai pelaku bullying plus korban bullying.

Setelah berusia 29 tahun, hampir 20 persen anak-anak yang masuk dalam kategori pengganggu atau pelaku bullying, 23 persen korban bullying, dan lebih dari 31 persen korban plus pelaku bullying, divonis mengidap gangguan kejiwaaan yang butuh pengobatan tindak lanjut.

Dalam keterangannya, Dr Andre Sourander, pimpinan penelitia dari University of Turku, mereka yang terkait dengan bullying cenderung bermasalah dalam hal pengendalian emosi, rentan terkena depresi, mudah merasa cemas, memiliki tekanan psikologis, dan masalah kesehatan mental lainnya.

Tidak hanya itu, Andre pun menemukan fakta yang lebih mengerikan, yakni anak yang terkait bullying berisiko menderita skizofrenia hingga dua kali lipat ketimbang mereka yang tidak terkait dengan bulying. Tapi tetap, risiko terbesar masih dipegang oleh anak-anak yang jadi korban bullying.

Sementara tindakan yang masuk dalam kategori bullying, penelitian ini mencatat beberapa tindakan seperti memukul, pengeroyokan atau penindasan, membuat gerakan khusus yang berupa ejekan, memberi panggilan hinaan, gosip, kalimat kasar dan menakut-nakuti.

Melihat besarnya pengaruh bullying terhadap kesehatan fisik dan mental anak di masa depan, sudah selayaknya orangtua ikut aktif melakukan upaya pencegahan dengan cara, lebih memperhatikan anak-anak dan memberikan pelajaran budi pekerti sejak dini.