Obat penguat kandungan sering diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah keguguran. Obat ini bahkan sudah menjadi resep standar bagi ibu dengan riwayat keguguran berulang (lebih dari 3 kali) yang tidak diketahui penyebab pastinya. Ibu yang baru hamil pertama kali juga sering diresepkan ketika mengalami flek-flek di awal kehamilan, yang beresiko menjadi ancaman keguguran.
Obat ini juga umumnya diberikan untuk mencegah persalinan prematur pada ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu, yang tergolong beresiko tinggi, seperti:
- Punya riwayat keguguran atau pernah melahirkan bayi prematur
- Hamil kembar
- Hamil lagi dengan jarak kurang dari 12 bulan setelah melahirkan
- Punya tekanan darah tinggi
- Kondisi stres yang tinggi
- Merokok, mengonsumsi alkohol atau memakai narkoba
- Ada masalah pada rahim, serviks atau vagina
Lalu, apakah obat penguat kehamilan ini efektif?
Efektivitas obat penguat kehamilan (suplementasi progesteron) dalam mencegah keguguran dan persalinan prematur sifatnya sangat individual dan harus kita lihat dari kasus per kasus. Obat penguat kehamilan tidak bisa dianggap sebagai obat yang pasti mujarab untuk semua wanita hamil, karena tiap kehamilan unik dan ada banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan dan perkembangan kehamilan tersebut.
Dilansir dari laman situs klikdokter, hasil kajian beberapa penelitian menemukan bahwa obat penguat kehamilan cukup efektif untuk membantu mencegah persalinan prematur pada ibu hamil yang berisiko tinggi. Di luar indikasi itu, efektivitasnya belum bisa dipastikan. Masih dilansir dari laman situs klikdokter, bahkan ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa ibu hamil yang mendapatkan asupanĀ obat penguat kehamilan justru punya tingkat keguguran yang lebih tinggi.
Walaupun sampai saat ini masih pro dan kontra, pemberianĀ obat penguat kehamilan (suplementasi progesteron) umumnya akan tetap diresepkan karena saat ini tidak banyak pilihan bagi ibu hamil yang kondisinya memang sedang terancam atau pernah mengalami keguguran atau riwayat persalinan prematur.
Semoga informasi ini bermanfaat dan jika Milk Lovers ingin tahu lebih lengkap tentang hal ini bisa berkonsultasi langsung dengan ahlinya, yaitu dokter kandungan.