Sejumlah pasutri yang kesulitan mendapatkan keturunan memutuskan mengambil jalur medis seperti bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF). Uniknya, beberapa ibu mengandung anak kembar setelah melakukan metode IVF. Lantas, sebesar apa kemungkinan seorang perempuan mendapatkan anak kembar dari bayi tabung? Apakah ada risiko yang akan Milk Lovers dapatkan?
Hamil Bayi Kembar dari Metode Bayi Tabung
Pada metode bayi tabung, dokter akan mengambil sampel sel telur calon ibu yang nantinya dibuahi sperma dalam cawan petri. Sel telur yang berhasil dibuahi akan jadi embrio, lalu diinkubasi beberapa hari sebelum dimasukkan lagi ke rahim ibu. Embrio yang mampu beradaptasi akan berkembang membentuk janin dan tumbuh seperti pada kehamilan pada umumnya.
Menyoal peluang, kehamilan anak kembar dari IVF dapat mencapai 20% hingga 40%. Kemungkinan ini juga bergantung pada jumlah embrio yang ditanamkan, Milk Lovers. Di sisi lain, belum tentu embrio tadi akan berkembang jadi bayi kembar walau peluangnya bisa lebih besar dibandingkan kehamilan biasa.
Risiko Kegagalan dari Program Bayi Tabung
Meskipun menjanjikan, bayi tabung mempunyai tingka keberhasilan yang terbilang rendah, yakni tak sampai 30%. Kondisi sperma dan sel telur menjadi faktor utama yang mempengaruhinya. Kemudian, usia Milk Lovers sebagai calon ibu turut mempengaruhi tumbuh kembang embrio dalam rahim.
Perempuan di bawah usia 35 tahun punya peluang hingga 39,6% untuk mengandung dari program IVF.
Sementara bagi mereka yang usianya di atas 40 tahun cuma berpeluang 11,5%. Hal tersebut disebabkan kualitas sel telur pada perempuan muda lebih bagus untuk dibuahi. Faktor-faktor kesehatan lainnya yang menghambat keberhasilan prosedur bayi tabung adalah tumor fibroid, kadar hormon abnormal, gangguan pada indung telur, hingga kelainan rahim.
Kemudian, beberapa dokter juga kurang merekomendasikan program bayi tabung untuk mendapatkan anak kembar. Praktisi pembuahan berbantu dr. Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG mengatakan bila metode tersebut justru mengundang risiko pada kehamilan, Milk Lovers. Sebut saja kelahiran prematur, keguguran, hingga meningkatnya komplikasi pada kandungan.
Selain itu, dr. Ivan menegaskan bahwa tujuan utama dari program bayi tabung adalah mendapatkan keturunan, bukan anak kembar. Memaksakan kehamilan anak kembar pada perempuan, terutama saat usianya sudah tak muda lagi, justru akan berbalik membahayakan kesehatan ibu dan janin. Peluang kegagalannya pun lebih besar dibandingkan keberhasilannya.
Dari pemaparan di atas, Milk Lovers dapat mempelajari kalau program IVF tak bisa sembarangan diambil dan diterapkan, apalagi kalau berencana punya anak kembar. Jadi ada baiknya Milk Lovers berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan terpercaya. Jika dokter mengizinkan, patuhi prosedur yang diberlakukan untuk mengurangi risiko kegagalan dan meningkatkan peluang kehamilan yang selama ini didambakan.