Selain folat, protein dan omega-3, Ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi zat besi. Tujuannya, tentu saja zat besi dibutuhkan untuk mencegah terjadinya anemia, menekan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah dan menjauhi risiko kelahiran prematur.

Dalam keterangannya, dr M Adya F Dilmy, SpOG, BMsc, dari RS Cipto Mangunkusumo, menyebut jika konsumsi makanan dengan kandungan zat besi sangat dibutuhkan. Bahkan jika dibutuhkan, Anda sangat disarankan untuk mengonsumsi suplemen zat besi.

Walaupun begitu, pemberian suplemen zat besi tidak bisa sembarangan. Bagaimanapun juga, jumlah kebutuhan zat besi harus disesuaikan dengan kadar hemoglobin dalam darah.

Lebih lanjut lagi, dr Adya menyebut jika kadar hemoglobin di trimester pertama dan kedua sekitar kurang dari 11 g/dL. Sementara saat usia kehamilan mencapai usia trimester ketiga, kebanyakan Ibu hamil akan mengalami penurunan hemoglobin hingga kurang dari 10,5 g/dL.

Untuk menurunkan risiko anemia, setidaknya Anda butuh 27 mg zat besi per hari selama masa kehamilan, dan 9-10 mg zat besi selama masa menyusui. Selain itu, pemberian suplemen zat besi pun sebaiknya tidak berakhir setelah selesai melahirkan, tapi harus dilanjutkan hingga masa nifas selesai.

Lantas, kapankah Ibu hamil butuh suplemen zat besi?

Mengenai hal ini, Ibu hamil sangat disarankan untuk mulai mengonsumsi suplemen zat besi setelah usia kehamilan mencapai trimester kedua, atau sekitar 16 minggu.

Selain dari suplemen, zat besi pun bisa didapat dari beberapa sumber makanan, seperti bayam, ati, daging merah, kuning telur, kacang-kacangan, dan lainnya. Jika ingin sumber zat besi yang lebih baik, Anda bisa mengonsumsi caviar, gurita, tiram dan kepiting.

Tapi ingat Milk Lovers, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen zat besi, ada baiknya Anda memeriksakan diri dulu ke dokter. Pasalnya, kelebihan zat besi bisa menimbulkan beberapa efek buruk bagi tubuh, seperti mual, muntah dan sembelit. Selamat mencoba!