Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia! Dirayakan setiap 10 Oktober, mari manfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan mental diri sendiri dan orang-orang di sekitarmu ya!
Sejumlah penelitian menunjukkan ternyata ada hubungan erat antara pola makan dengan kondisi mental. Salah satu contohnya adalah penelitian pada 2001 yang diterbitkan Clinical Nutrition dari Edith Cowan University di Australia.
Di antara 8.600 partisipan, mereka yang mengonsumsi setidaknya 470 gram buah dan sayur setiap hari memiliki tingkat stres 10 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari 230 gram.
Berikut contoh lain kenapa pola makan memengaruhi kesehatan mental:
Komunikasi Usus dan Otak (Gut-Brain Axis)
Usus, yang sering disebut sebagai "otak kedua", memiliki jaringan saraf yang berkomunikasi langsung dengan otak. Karenanya, kondisi kesehatan usus, yang dipengaruhi oleh pola makan, bisa berdampak pada kesehatan mental.
Misalnya, makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh dapat menyebabkan peradangan di usus. Peradangan usus akhirnya mempengaruhi produksi hormon sehingga berefek pada suasana hati.
Sebaliknya, rajin mengonsumsi serat, prebiotik, dan probiotik dapat memperbaiki keseimbangan mikrobioma usus. Probiotik, yang terdapat dalam makanan fermentasi seperti yogurt dan kimchi membantu menjaga keseimbangan mikrobioma di usus. Ketika mikrobioma usus seimbang, fungsi otak dan suasana hati pun lebih baik.
Efek Gula pada Kesehatan Mental
Asupan tinggi gula sering dikaitkan dengan lonjakan energi yang cepat, namun efek ini biasanya bersifat sementara. Setelah kadar gula darah turun, tubuh mengalami "sugar crash" di mana tingkat energi turun secara tiba-tiba sehingga memengaruhi mood. Karena itu, konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan.
Dilansir Women’s Health Network, gula juga mengganggu hormon paling kuat dalam tubuh, yakni insulin. Sementara insulin sangat mempengaruhi level hormon lain seperti estrogen dan testosteron.
Gula terbukti memicu produksi hormon estrogen dan testosteron berlebih pada perempuan, yang pada akhirnya mengakibatkan insomnia, mudah marah, hingga gampang berjerawat.
Baik untuk Otak, Baik Juga Untuk Kesehatan Mental
Otak adalah organ yang paling banyak menggunakan energi di dalam tubuh. Untuk berfungsi baik, otak memerlukan asupan nutrisi seperti omega-3, vitamin B kompleks, magnesium, dan zinc.
Omega-3, misalnya, banyak ditemukan pada ikan seperti salmon dan sarden, dan telah terbukti mengatur tingkat stres. Vitamin B, yang banyak terdapat dalam sayuran hijau, kacang-kacangan, dan telur, membantu dalam produksi neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk mengatur suasana hati.
Vitamin D Mencegah Depresi
Penelitian menunjukkan terdapat kaitan erat antara level vitamin D dan depresi. Mereka yang mengalami defisiensi vitamin D menunjukkan gejala serupa dengan penderita depresi seperti mood swings, pusing, mudah lupa, cemas, kehilangan minat terhadap rutinitas, hingga tak selera makan.
Karenanya, penderita depresi sering disarankan dokter untuk cek level vitamin D. Untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin D harian yakni 4.000 IU/hari, Ultra People bisa mulai dengan rajin minum susu Ultra Milk.
Ultra Milk mengandung vitamin D3 yang bisa memenuhi 20% kebutuhan harian. Sudah minum susu hari ini?
Source:
https://dishwithdina.com/mental-health-and-nutrition-how-to-recognize-the-impact-on-eating-habits/
https://www.webmd.com/vitamins-and-supplements/what-to-know-about-vitamin-d-and-mental-health