Untuk mendapatkan ketenangan, banyak orang yang rela mempelajari berbagai trik meditasi, dan mempraktikkannya di rumah. Banyak manfaat yang bisa dinikmati dari aktivitas ini, dari mulai pikiran lebih segar, terbebas dari stres dan tekanan darah tetap terjaga.
Tapi sayang, beberapa orang kerap merasa denyut jantungnya jadi sangat melemah selama meditasi, bahkan bisa mencapai 40 bpm (beats per minute). Padahal seperti kita ketahui, denyut jantung normal saat istirahat harusnya 60-100 bpm.
Apakah Denyut Jantung Rendah Selama Meditasi Berbahaya?
Menurut dr. Vito A Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA, pakar kesehatan jantung dari Perhimpunan Dokter Jantung Indonesia, menyebut jika denyut jantung idealnya melambat saat istirahat, dan akan mengalami peningkatan yang signifikan saat melakukan aktivitas.
Dalam kondisi istirahat (tidak melakukan aktivitas apapun), denyut jantung manusia berkisar antara 60-100 bpm. Meskipun begitu, angka tersebut tidak mutlak karena harus dikaitkan dengan banyak faktor yang bisa berpengaruh, seperti kondisi fisik dan psikis, serta penyakit yang diidap.
Terkait denyut jantung yang sangat rendah, bahkan mencapai angka 50 bpm, sebaiknya Milk Lovers mulai waspada. Denyut jantung yang terlalu lemah bisa mengindikasikan gangguan irama jantung, penyakit metabolik hormon, atau bahkan bisa juga risiko penyakit jantung.
Senada dengan dr. Vito, dr. Beny Hartono, Sp.JP, FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Premier Bintaro, menjelaskan jika denyut jantung yang telalu lambat, atau bahkan mencapai kurang dari 40 bpm, merupakan tanda adanya masalah di jantung.
Apalagi jika penurunan denyut jantung ini diiringi dengan keluhan mudah pingsan atau mudah blackout, sulit konsentrasi, merasa lemas, keringat dingin, hingga sering mengantuk atau menguap. Untuk memastikannya, Milk Lovers wajib segera memeriksakan diri ke dokter.
Susu Menjaga Kesehatan Jantung
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung, salah satunya dengan rutin mengonsumsi susu setiap hari. Hal ini dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan National Institutes of Health, yang menyebut asam lemak dalam susu berpotensi menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, terutama stroke dan serangan jantung, hingga 42 persen.
Dalam keterangannya, Marcio Otto, peneliti dan asisten profesor dari UT Health School of Public Health, Amerika, menjelaskan jika penelitian ini merupakan bukti baru yang menguatkan klaim sebelumnya tentang lemak susu baik untuk otak, dan jantung.