Generasi milenial merupakan sebutan bagi mereka yang lahir setelah tahun 1980, dan menikmati masa kecil atau remaja di tahun 90an. Konon katanya, generasi milenial di Indonesia merupakan generasi terdahsyat dan paling bahagia.

Secara umum, generasi milenial memiliki karakter melek teknologi, menikmati kehidupan yang serba instan, melek teknologi digital, lebih kreatif dan pernah juga menikmati masa bahagia dengan mainan-mainan tradisonal.

Kelebihan lainnya, generasi milenial dianggap punya akses teknologi yang cukup maju. Hal inilah yang membuat mereka lebih cenderung mudah menerima banyak informasi, termasuk informasi kesehatan.

Dampak baiknya, generasi milenial menjelma menjadi gereasi yang melek informasi, bahkan beberapa diantaranya punya kesadaran yang tinggi untuk masalah kesehatan. Tapi di sisi lain, ternyata kedekatan dengan teknologi dan informasi ini tidak lantas membuat mereka mampu menjalankan gaya hidup sehat.

Justru sebaliknya, banyak diantara mereka cenderung malas untuk bergerak, lebih suka bermain games dan kerap begadang hingga larut malam.

Dampak buruk lainnya, generasi milenial cenderung hobi menyantap junk food, hanya tahu pentingnya olahraga tanpa mau menjalankannya, dan yang paling mengerikan, mereka cenderung mengalami obesitas dan berisiko tinggi mengidap diabetes, penyakit jantung dan stroke.

Lebih banyak mengonsumsi kopi

Dilansir dalam dailytargum.com, sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika, menyebut jika generasi milenial cenderung menghabiskan banyak waktu untuk nongkrong di kedai kopi.

Menurut Jessica Strauss, peneliti dari School of Social Work, ngopi merupakan bagian gaya hidup generasi milenial yang sulit dihindari. Bahkan mereka akan ngopi sambil ngobrol, nongkrong, mengerjakan tugas, belajar, membaca bahkan saat mereka sedang bekerja.

Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, kopi justru baik untuk meningkatkan mood. Tapi jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih, kopi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, menyebabkan insomnia, gelisah, gugup, mudah marah, detak jantung yang tidak stabil dan tremor otot.

Hal inilah yang membuat Jessica menyarankan agar generasi milenial mampu mengontrol kebiasaan ngopi ini. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Food and Chemical Toxicology, maksimal kafein yang diizinkan masuk ke dalam tubuh sebanyak 400 mg atau sekitar 4 cangkir kopi per hari.