Milk Lovers, apakah boleh memberikan tambahan garam ke dalam makanan Si Kecil?
KlikDokter.com –“Bolehkah anak mengonsumsi garam?” Merupakan sebuah pertanyaan yang paling sering ditanyakan para orang tua. Pasalnya, garam sering digunakan untuk menambahkan rasa pada makanan anak sejak dahulu. Namun, apakah hal tersebut aman untuk dilakukan?
Saat anak masih mengonsumsi ASI atau pun susu formula, kebutuhan garam yang dibutuhkan oleh anak masih dapat terpenuhi. Terlebih, indra perasa pada bayi perlu mendapatkan kesempatan untuk mencicipi rasa murni dari makanan. National Health Services tahun 2015 (kasih tahun nya jika ada, karena biasa di literatur dicantumkan tahun) menyatakan bahwa bayi membutuhkan konsumsi garam yang sangat sedikit karena ginjal pada bayi belum berkembang dengan sempurna. Oleh karena itu, bayi tidak bisa mencerna garam seperti orang dewasa.
Karenanya, baik bagi Anda untuk mengetahui fungsi dan kandungan yang ada pada garam, serta batasan-batasan konsumsi garam bagi anak sesuai dengan usianya. Berikut penjelasannya:
Fungsi Garam
Garam mengandung mineral utama berupa natrium dan klorida. Natrium memiliki fungsi yang penting di dalam tubuh. Beberapa fungsi vital dari natrium antara lain menghantarkan sinyal antar sel saraf, membantu kontraksi otot rangka, dan juga penting bagi fungsi jantung. Selain itu, natrium juga berperan dalam membantu penyerapan beberapa nutrien dan meregulasi volume dan tekanan darah.
Meskipun fungsinya sangat penting dan tak tergantikan, konsumsi natrium yang berlebihan pun tidak baik, termasuk bagi anak-anak. Terlalu banyak konsumsi garam diketahui dapat meningkatkan tekanan darah dan memperberatkerja ginjal – terutama pada bayi.
Beda Natrium dengan Yodium
Selain dua mineral utama di atas, garam juga mengandung mineral yodium. Meskipun nama natrium dan yodium mirip, keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Natrium termasuk salah satu mineral utama yang terdapat dalam cairan tubuh dengan jumlah besar. Selain berfungsi mengatur tekanan darah dan volume cairan tubuh, natrium juga dibutuhkan oleh otot rangka, otot jantung, dan saraf untuk dapat berfungsi dengan optimal.
Sementara itu, yodium adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh untuk membuat hormon tiroid. Hormon tiroid sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang, metabolisme, dan pengaturan suhu tubuh.
Batasan Konsumsi Garam
Mengonsumsi segala sesuatu baik itu kurang ataupun berlebihan sama-sama berakibat tidak baik bagi tubuh. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui batas konsumsi garam yang diperbolehkan bagi Si Kecil.
Berikutpenjelasannya:
- 0-12 bulan : maksimal 1000 mg garam per hari
- 1-3 tahun : 2000 mg garam per hari
- 4-6 tahun : 3000 mg garam per hari
- 7-10 tahun : 5000 mg garam per hari
- >11 tahun : 6000 mg garam per hari
Sumber Alami Garam
Garam terkandung secara alami dalam berbagai makanan. Walaupun terdapat batasan konsumsi garam, kandungan garam alami tersebut baik dan aman untuk dikonsumsi.
Beberapa sumber alami garam di antaranya daging, kerang, susu, keju, wortel, seledri, brokoli, dan kacang-kacangan. Sebagai perbandingan, 120 ml susu mengandung 50 mg natrium, 90 gram kerang mengandung 50 mg natrium, dan 1 butir telur ukuran besar mengandung 81 mg natrium.
Konsumsi Garam Bayi dan Anak
Bayi usia di bawah enam bulan mendapatkan jumlah garam yang tepat melalui ASI. ASI adalah makanan terbaik bagi Si Kecil. Namun jika sang ibu tidak dapat memberikan ASI akibat satu dan lain hal, susu formula pun telah diformulasikan dengan kandungan garam yang tepat bagi bayi sesuai usianya.
Setelah berusia enam bulan, bayi akan mulai mendapatkan makanan tambahan selain ASI (MPASI). Sebelum berusia 12 bulan, Anda tidak perlu menambahkan garam ke dalam makanan Si Kecil, karena kebutuhan garamnya masih sedikit – kurang dari 1000 gram per hari – yang sudah didapatkan oleh Si Kecil melalui makanan itu sendiri.
Meskipun demikian, perlu dicermati bahwa jika Anda memberikan Si Kecil MPASI siap saji kemasan untuk bayi, akan tetap tertulis kandungan natrium dalam produk tersebut. Hal ini bukanlah suatu masalah, karena kandungan garam dalam produk tersebut masih sesuai dengan angka kebutuhan garam yang memang diperlukan Si Kecil – sebagaimana di dalam MPASI rumahan sudah terkandung garam secara alami dari bahan makanan yang digunakan. Sebagai contoh, susu kemasan 125 ml mengandung 30 mg natrium. Jika Si Kecil mengonsumsi susu sebanyak 500 ml, berarti ia sudah mendapatkan sekitar 120 mg natrium dan ini masih dalam batasan garam yang diperlukan Si Kecil dalam sehari.
Menginjak usia satu tahun – ketika angka kebutuhan garamnya sudah meningkat, yakni menjadi 2000 mg per hari – Anda sudah boleh menambahkan garam sedikit. Hal ini masih diperbolehkan asal total konsumsi garam Si Kecil tidak melebihi batas yang dianjurkan.
Selama Si Kecil mengonsumsi MPASI rumahan maupun kemasan yang diperuntukkan khusus bagi usianya, kebutuhan garam hariannya akan tetap terjaga dengan baik. Hal yang menjadi masalah adalah ketika ia mulai mengonsumsi makanan tinggi garam yang biasa dikonsumsi oleh orang dewasa – terutama setelah ia melewati satu tahun pertama kehidupannya – seperti keripik dan biskuit orang dewasa, makanan yang dijual di restoran cepat saji – seperti piza, kentang goreng, hamburger, bacon, dan lain-lain.
Sebagai perbandingan, satu porsi cheese burger mengandung 1108 mg garam, sandwich ayam mengandung 957 mg garam, dan setiap 28 gram kentang goreng mengandung 170-280 mg garam.
Oleh karena itu, perhatikanlah dengan saksama makanan apa yang akan Anda berikan kepada Si Kecil untuk menjaga agar kebutuhan garam hariannya terpenuhi dengan baik.
Saat ini, banyak sekali jenis susu yang beredar di pasaran dengan berbagai varian dan rasa. Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak Anda, pilihlah susu cair yang segar dan berkualitas seperti Ultra Mimi. Nutrisinya tidak hanya lengkap dan seimbang, tetapi juga memenuhi 35% AKG akan kalsium (berdasarkan kebutuhan energi 1300 kkal) yang sangat penting untuk pertumbuhan buah hati.
Ultra Mimi diproses dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) yang menjaga secara maksimal kandungan gizinya, sehingga tidak hilang selama pemrosesan dan membunuh semua bakteri, baik bakteri patogen, bakteri pembusuk, maupun spora.
Kemasannya pun multilapis yang kedap cahaya dan udara, yang membuatnya higienis, bebas bakteri, dan tidak membutuhkan bahan pengawet sama sekali. Selain itu, Ultra Mimi juga tahan lama (selama kemasan belum dibuka), yakni selama 10 bulan.
Ultra Mimi cocok untuk anak usia 2-6 tahun, setelah selesai masa pemberian ASI. Tersedia dalam 4 varian: Cokelat, Strawberry, Vanila, dan Fullcream.
Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.