Setelah menikah, ada banyak pasangan yang memutuskan untuk menunda kehamilan. Alasannya beragam, dari mulai masalah pencapaian karier, kondisi ekonomi yang belum stabil, hingga masih ingin menikmati masa-masa indah bersama pasangan.
Nah Milk Lovers, jika Anda termasuk orang yang sedang menunda kehamilan, berikut trik yang bisa Anda coba.
Menggunakan kontrasepsi
Ada banyak alat kontrasepsi yang bisa Anda pilih, dari mulai Pil KB, IUD, KB suntik, hingga kondom. Semua itu bisa dipilih untuk menunda kehamilan. Untuk hasil terbaik, sebaiknya konsultasikan pemakaian alat kontrasepsi tersebut kepada dokter.
Terkait mitos yang menyebut Pil KB bisa membunuh gairah wanita, hal ini sudah dibuktikan lewat serangkaian penelitian yang menyebut jika alat kontrasepsi oral aman bagi wanita, dan bisa dilepas kapan saja saat Anda mulai untuk merencanakan kehamilan.
Sementara untuk KB suntik, cara ini cocok digunakan buat Anda yang suka lupa mengonsumsi Pil KB setiap hari. Caranya, cukup jalani saja penyuntikan, kemudian ulangi lagi saat masa penyuntikan selesai. Masa berlakunya sendiri bervariasi, ada yang 1 bulan, 3 bulan, bahkan 6 bulan.
Tapi ingat, menurut data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), tingkat kegagalan untuk suntik KB mencapai 6/100. Artinya, ada 6 kehamilan dari setiap 100 KB.
Sistem kalender
Untuk metode sistem kalender, mutlak harus dilakukan oleh wanita yang memiliki jadwal menstruasi teratur. Pasalnya, metode ini dilakukan dengan cara menghitung masa subur wanita, kemudian menghindari berhubungan intim di masa-masa tersebut.
Biasanya, masa-masa subur wanita berada dalam kisaran 7 hari sebelum menstruasi dan 7 hari setelah menstruasi. Selebihnya, waktu-waktu tersebut relatif aman melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi.
Sayang, sistem kalender banyak mengalami kegagalan. Bahkan penelitian terbaru mengungkap jika jumlah kegagalan sistem kalender ini mencapai 20% di tahun pertama.
Selain sistem kalender, metode senggama terputus atau coitus interruptus (metode pengendalian kelahiran di mana kelamin pria dikeluarkan dari kelamin wanita sebelum ejakulasi). Tapi lagi-lagi sistem ini kurang efektif dan memiliki banyak risiko kegagalan. Bahkan saking tingginya risiko kegagalan, Lauren F. Streicher, M.D, profesor klinis dari departemen OB-GYN di Northwestern University, menyebut jika senggama terputus bukan metode kontrasepsi.
Jadi bagaimana Milk Lovers, sudah memilih cara mana yang akan digunakan untuk menunda datangnya kehamilan?
