Ikan asin punya reputasi sebagai salah satu makanan murah yang digemari masyarakat Indonesia. Rasanya yang gurih sering didampingi dengan nasi hangat, sambal ulek, tahu dan tempe goreng, serta lalap sayur yang nikmat.
Ikan asin juga kaya akan nutrisi seperti vitamin, mineral, protein, hingga asam lemak omega-3, Milk Lovers. Sayangnya pengolahan dan penyimpanan yang kurang tepat akan mengubah ikan asin menjadi pemicu berbagai penyakit kronis, salah satunya kanker nasofaring.
Hubungan Ikan Asin dengan Kanker
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 1990 membuktikan adanya korelasi antara ikan asin dengan kanker nasofaring. Disitat dari NCBI, penemuan tersebut melibatkan setidaknya 100 pasien kanker di Tianjin, Tiongkok. Ilmuwan-ilmuwan yang terlibat menyebutkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan peningkatan risiko kanker dari konsumsi ikan asin. Antara lain paparan ikan di usia dini, lamanya konsumsi, hingga cara memasak dengan metode kukus.
Kemudian, dr. Denny Handoyo Kirana, SpOnk.Rad. selaku dokter radiasi onkologi mengatakan konsumsi ikan asin berlebih juga menjadi salah satu penyebab kanker saluran cerna yang mencakup bibir, rongga mulut, sampai lambung. Risiko tersebut mengikuti alur pengolahan ikan asin saat memasuki saluran cerna. Dalam hal ini, kanker nasofaring masuk ke dalam risiko besar, karena penyakit ini cukup sukar ditemukan mengingat lokasinya yang tersembunyi.
Jika Milk Lovers belum tahu, nasofaring merupakan area di belakang hidung yang posisinya lebih tinggi dari rongga mulut. Wilayah tersebut, lanjut dr. Denny, riskan terserang penyakit sebab sulit dibersihkan. Di sisi lain, nasofaring adalah salah satu bagian yang sering mengalami kontak dengan makanan, tidak terkecuali ikan asin.
Posisi tak terjangkau ini pula yang membuat pengontrolan nasofaring lebih sulit, Milk Lovers. Padahal area ini dilewati juga oleh sirkulasi udara. Maka wajar saja kanker nasofaring umumnya ditemukan saat sudah sampai stadium akhir. Beberapa gejala yang perlu Milk Lovers waspadai adalah sensasi penuh, mudah mimisan saat bergesekan dengan hidung, hingga sulit menelan.
Milk Lovers masih bisa mengonsumsi ikan asin, kok, selama dilakukan dengan tepat. Misalnya memilih ikan asin bebas bahan pengawet (boraks atau formalin) atau membuatnya sendiri. Dampingi juga dengan sayur dan buah untuk menyeimbangkan kadar sodium dan menjaga saluran cerna.